Mengingat perjalanan yang barusan ku lalui hari ini begitu berharga bagiku. Tak ada salahnya kucatat dalam sebuah tulisan kali ini.
Seorang teman datang berkunjung kerumahku yang sebelumnya menanyakan keberadaanku saat itu lewat telpon. Menanyakan kesiapanku untuk menemaninya dalam perjalanan mencari rumah salah seorang penduduk yang alamat dan tempatnya masih belum jelas betul, aku bersedia saja demi seorang teman yang sangat memerlukan pertolongan ini.
Karena temanku ini kurang lebih satu bulan yang lalu mengalami sebuah kecelakaan yang mengakibatkan salah satu tulang bahu kanannya patah.
Sudah tiga kali di bawa ke orang yang bisa mengobatinya, namun hasil yang diharapkan masih belum maksimal, masih terasa sakit dan ngilu ngilu begitu katanya dan masih belum bisa di angkat ke atas sebagaimana layaknya. Hingga dia memutuskan untuk mengajakku untuk mencari tempat salah seorang penduduk yang bernama Rusman yang ada di Karang Intan Kab.Banjar.
begitu saja info yang dia dapat dari mulut ke mulut.
Oke….perjalanan dimulai dari rumahku dengan memintaku sebagai joki roda duanya, karena dia khawatir kalau terjadi apa apa dengan tangan kanannya yang belum sempurna, sebab dalam perjalanan nanti pastilah terjadi getaran getaran hebat kala melintasi jalan jalan berlobang atau apalah jika dia yang menjadi jokinya.
Dengan bermodalkan bismillah perjalanan sudah nyampe di daerah Karang Intan sebelah pasar, namun pencarian belum menemukan hasil setelah Tanya sini Tanya situ pada salah seorang penduduk kami disarankan untuk balik arah dan bertanya lagi di sekitar simpang tiga dekat Mesjid, begitu saran salah seorang empunya warung kopi.mereka menyarankan untuk kembali lagi untuk menuju tempat pak Ipul salah seorang tukang pijat yang juga terkenal dimana mana. Kami mengurungkan niat untuk kesana karena tujuan kami bukanlah ke sana.
Penasaran juga mengerubung kami berdua dengan bertanya lagi ke salah seorang penduduk lain, katanya kalian harus menuju arah simpang tiga kemudian ambil kiri. Oke saran kami turut namun keraguan masih menyelimut diri, berhenti lagi untuk memastikan tempat yang akan kami tuju. Benar kata mereka, jalan yang kami tuju memang mengarah kesana, dengan terlebih dulu mengucap terimakasih pada sang pemberi info kami berlalu…
Sepanjang perjalanan yang kami lalui memang banyak sekali kiri kanan jalan kebun kebun karet penduduk, hingga kami berhenti lagi untuk kemudian bertanya lagi untuk kesekian kalinya.
“ umpat batakun lah!
“ ya ! ada apa?
“ anu? Rumahnya pak Rusman dimana lah?
“ ooo….situ! parak pabrik banih! Jauh pang lagi pada sini”.
“ oo ya..ya!
“ mulai jalan ini nah, taruusss…ja ikam, ada jembatan situ belok kiri”.urangnya mamadahakan.
“ mun damintu, terimakasih lah! Kami handak balalu haja nah!
“ iih ayuja”.
Dalam perjalanan selanjutnya ini aku juga mikir, ternyata orang yang kami cari ini memang benar benar di kenal oleh masyarakat sekitar. Terbukti dengan banyaknya orang yang kami tanyai menunjukkan hal yang sama.
Dengan santai kami melintasi kebun dan rumah rumah penduduk, melintasi keramaian pesta pernikahan salah satu penduduk untuk kemudian kami berhenti di pertigaan dan menanyakan kembali ke salah seorang penduduk yang lain. Informasi semakin jelas di dapat setelah menanyakan kembali agar saran yang barusan di dapat di ulang… supaya lebih mantap! Hehehehe….
Kembali melanjutkan perjalanan sesuai anjuran ambil arah kekanan kemudian kekiri menyeberangi jembatan panjang kemudian melitasi keramaian pesta pernikahan penduduk sekitar..kemudian lurus untuk kemudian belok lagi kekiri dengan patokan yang kami dapat yakni nama dan tanda Berupa tempat yakni Pabrik Banih.
Pelan jalan roda dua yang kami tumpangi sambil mencari cari tanda yang disebutkan beberapa warga disini. Tak juga terlihat tanda tanda itu hingga melintasi jembatan besi yang terlihat kokoh membentang sungai….., kemudian ambil kiri sambil pelan pelan melintas hingga hati merasa ada kesalahan yang kami perbuat, jangan jangan sudah lewat?
Kembali kami bertanya, ternyata benar kami terlampau jauh melintas, rumah beliau di seberang dekat Balai, oh…ternyata Balai bukan Pabrik Banih? kemudian kami balik lagi dengan perlahan setelah sekian jauh kami berhenti lagi, Tanya lagi…mereka menunjukkan yang sebenarnya..katanya tidak jauh lagi dari sini. Sejenak roda dua berjalan perlahan dan berhenti di depan warung dimana info yang kami dapat tadi untuk bertanya kembali.
Dengan terlebih dahulu permisi.
“ umpat batakun lah, dimana rumah pak Rusman?
“ napa gerang!
“ anu ? handak ba urut banar ai.
Orang yang disampingnya nyeletuk.
“ nih…urangnya nang ikam takuni!
Hihihi….jadi malu sendiri, sambil senyum senyum…karena orang yang di cari adalah orang yang sedang di tanyai.
Kemudian kami di persilakan masuk.
Hmmmm…rumah yang sangat sederhana tentunya, tapi milik beliau sendiri…ckckckckck…
“ kenapa tangan ikam? beliau memulai membuka bicara
“ bakas baranjahan samalam!
“ lawas lah sudah?
“ ada pang mun sabulan nang lalu”
“ kayapa rasanya?
“ ada rasa sakit pang lagi, makanya ulun bawa ka wadah pian”
“ oooo……sambil beliau berlalu ke belakang mengambil sesuatu yang ternyata adalah sebungkus rokok kemudian menyulutnya, setelah itu mengambil botol kecil yang berisi minyak. Entah minyak apa? lantas mengoleskannya pada tubuh temanku di sekitar tulang yang patah setelah dengan perlahan membuka baju karena masih menahan rasa sakit.
Beliau menyarankan untuk diam sejenak sambil merasakan efek dari minyak itu.
“rasa kan dulu lah, biar minyak itu rasap ke awak ikam, sambil baroko ja gin lah”.\
“ ayu ja kadapapa,
Belum beberapa menit sudah terasa efek dari minyak itu, temanku mulai menggerakkan tangannya beberapa kali.
“ kayapa?
“ ada pang rasa nyaman, tadi kada kawa di angkat angkat ke atas”.
“ balum di apa apai lagi tu, efeknya sudah bekerja dengan bantuan Yang Maha Kuasa tentunya.
“inya ada haja urang mamadahakan minyak ku ni harat, padahal kada! Minak ku ni biasa haja, minyak lalaan banarai, beliau menjelaskan.
Sambil memijat dimana ada terasa sakit dan mencari cari dimana engsel dari tulang itu selisih dari tempatnya.
Pelan sekali…satu demi satu engsel tulang yang selisih itu di benarkan beliau, hingga temanku merasa nyaman menggerakkan tangannya.
Kata beliau tulang yang patah itu sudah menyambung kembali, tetapi masih ada urat dan engsel dari tulang tulang itu yang masih selisih dan belum benar letaknya sehingga kamu merasakan sakit. Itulah penyebabnya.
Beliau juga bercerita banyak tentang orang orang yang datang ke tempat beliau.
Ada yang dari Kotabaru yang wajahnya krempeng atau penyok karena di tabrak mobil dan sudah pernah di bawa ke rumah sakit. Disini saya tidak sebutkan perkataan beliau yang lainnya. Tapi alhamdulillah beliau datang karena di jemput dan wajah orang itu kembali seperti semula berkat IdzinNya.
Beliau juga menceritakan saat minyak itu bekerja terdengar bunyi gemertak tulang tulang itu kembali sendiri. Wallahu a’lam.
Juga salah seorang sopir yang terlempar dari mobilnya yang mengakibatkan pinggannya keseleo, alhamdulillah kembali baik.
Juga salah seorang penduduk sebelah kampung yang kakinya terlindas dan sudah beberapa kali ke tukang urut lain. Datang ke tempat beliau, alhamdulillah sembuh.
Dan masih banyak lagi.
Tak berapa lama datang saudara beliau kerumah. Tambah ramai ni rumah…hehehehe…
Aku juga tak mau kalah dan menceritakan kejadian yang pernah menimpa kakiku yang keseleo yang saat di urut waktu itu untuk membenarkan uratku yang keseleo harus melepas urat pinggangku terlebih dahulu baru di benarkan urat kakiku setelah itu urat pinggangku di kembalikan lagi.
Mendengar ceritaku ini, beliau agak terkejut!
“ kenapa sampai kaya itu?
“ kada tahu jua!
“ nah salah am mun kaya itu”
“ iya, ulun disuruh ba urut ka situ lagi, kada hakun lagi.
“ mbah pang kaya apa?
“ salah satu cara nang ulun gawi adalah saran dari teman, yakni bajalan jangan pincang! Itu saja. Sampai akhirnya ulun seperti ini. Dan masih terasa ada yang tidak beres dengan urat kaki kiriku ini.kencang sebelah.
“ mun anu kaina, pakai ja minyak ni jua, mudahan ai mau baik jua”
“ terimakasih”.
Sesudah ngomong panjang lebar…kami bersiap untuk permisi.
Beliau juga mengasihkan sedikit minyak itu untuk di bawa pulang dengan saran, beli sebuah jarum untuk dimasukkan kedalam botol kecil yang berisi minyak tadi dan beli minyak lalaan untuk campurannya.
Sebelum permisi pulang beliau kembali mendo’akan kesembuhan temanku ini dan beberapa saran lagi.
Alhamdulillah dengan panduan beliau kami pulang dengan petunjuk jalan yang akurat. Tidak melalui jalan pertama tadi.
Setelah melewati jembatan yang tadi kami lintasi kami tidak ambil kekiri melainkan ke kanan sesuai anjuran beliau.
Dari rumah Beliau, Pak Rusman di LOK TANGGA no.202 kami pulang menyusur beberapa kampung, Pandak Daun, Jingah Habang, Bincau terus…sepanjang perjalanan terlihat air menggenang disisi kiri kanan jalan diantara sebagian rumah rumah penduduk hingga keluar di perempatan Sultan Adam kemudian kami ambil arah kanan menuju pasar Martapura guna menemui teman lama yang beraktivitas di pasar ini. Sambil menanyakan dimana ada orang yang jual minyak Lalaan.
Bincang bincang sebentar, membeli beberapa makanan ringan guna oleh oleh untuk kembali ke rumah masing masing. Dan tak lupa beli minyak Lalaan sebelum meninggalkan pasar Martapura.
Menuju banjarbaru…beli jarum jahit sesuai saran beliau tadi.
Dirumah mencampur minyak pemberian beliau ini dengan minyak Lalaannya.
Dan terciptalah tulisan ini.
Semoga bermanfaat dan berguna info yang kami dapat ini.
Salam blogger!
salamk bang!!
BalasHapussalam sob
BalasHapussungguh perjalanan berharga itu sob
thanks sharenya
anak shaleh:
BalasHapussalam balik dangsanak
kisah Abu Nawas:
salam juga.
hmmm...bener sob...
sama sama.
hohoohohoho.. terima kasih sudah mampir.. salam kenal juga oomm.. wah mantab ceritanya..
BalasHapuspak Rustam sakti ternyata hueheuheu.. tentunya dengan izin yang maha kuasa :)
makasih banyak kisah dan infonya, julak :)
BalasHapuswahhhhh.... hebat ya tukang urutnya...
BalasHapustapi sayang saya gak ngerti arti percakapannya...
Wah hebat ya kasiat minyak itu... sayangnya aku gak paham pembicaraannya, soalnya pakai bahasa daerah sih.
BalasHapusJauh bener rumahnya... Untung akhirnya bener2 ketemu.
BalasHapusyg berkhasiat tukang urutnya atau minyaknya ? :D
BalasHapusitu bahasa kalimantan ya, agak gak ngerti..
BalasHapussemoga slalu ada cerita atas perjalananmu bang
BalasHapussalam persahabatan
Manfaat banget nih tulisannya...jangan lupa ikutan bisnis baru yang lagi Mak nyus ini ya...
BalasHapusitu bahasa banjar, ya, mas. wah, bagus juga nih. pengalaman apa pun agaknya sangat bagus di-share lewat blog, mas.
BalasHapusMinyak apa tu ngarannya?
BalasHapusAprillins:
BalasHapussama sama n salam kenal juga, hehehehe..
untung ada pa rusman....?
warm: sama sama mang ae?
aina:
bukan tukang urutnya yang hebat, tapi yang maha kuasa melalui beliau, hehehehe....sayang! aku pakai bahasa daerah ya?
catatan kecilku:
memang minyaknya punya khasiat berkat sang maha pencipta, semoga kamu tahu bahasa daerahku ya?
jejak langkahku:
hmmm...benar benar jauh rumahnya, tapi syukur lah dah bisa ketemu, hehehehe...
ipah:
dua duanya memang punya kelebihan masing masing hehehe...
wits:
itu bahasa kalimantan, benar! dari suku banjar, ckckckckck....
kezedot:
semoga selalu mendapatkan cerita cerita yang bermanfaat hehehehe...salam persahabatan juga ya kang?
Top bisnis baru:
terimakasihku atas infonya ya!
Sawali Tuhusetya:
benar pak! itu memang bahasa banjar, hehehehe...benar juga tuh pengalaman kan bisa kita bagi bagi hehehehe...
Zian:
nah am, kada tahu jua ngarannya, tapi sidin mamadahi..minyak Lalaan ja pang?
tapi ada tambahan sadikit.hehehehe...
saatnya bersemangat y
BalasHapussalam persahabatan
Barakat tugul batakun, tatamu jua lah rumah Sidin. Mudahan kawan Pian baik satarusan.
BalasHapuswww.kimiagin.co.cc
Hmm.....lawas kada ka Bincau nah..rasa handak jua.. :))
BalasHapusKunjungan balik,,,salam kenal...Herry,mahasiswa Teknik mesin UNLAM
BalasHapus