Jumat, 29 Februari 2008

Kenangkan Ingat Lupakan Jangan!

Saat berangkat kerja setelah jumatan, aku dan aam adalah orang yang paling akhir datang ditempat. Aku langsung di perintah oleh senior untuk mengerjakan pengeboran lemari kaca yang tadi pagi kami letakkan bersama. Agar lemari tersebut tidak bergeser dari penempatan yang ada.Setelah beres, aku naik ke tingkat dua dengan tujuan mengerjakan servisan yang sudah menunggu. Aku mulai melakukannya. Di sela-sela aku sedang asyik mengerjakan servisan itu, terdengar suara seseorang yang memanggil namaku dan minta tolong untuk menghidupkan mesin ginset. Ku tinggalkan pekerjaan itu dan langsung menuju mesin ginset dimana berada, katanya guna menjalankan mesin press digital untuk tranfer gambar ke baju kaos.Lembar demi lembar baju sudah kami kerjakan, namun mesin ginsetnya bermasalah dengan tidak naiknya tegangan listrik yang dihasilkan sehingga kami putuskan untuk tidak memakai ginset dengan memadamkan sebagian aliran listrik yang lagi di pakai dan itu bisa terlaksana dengan baik, kemudian kami lanjutkan lagi pekerjaan tadi dan hasilnya kurang memuaskan bagi saya, entahlah bagi si yang punya, yang penting itu sudah kami kerjakan dengan baik.Semua telah selesai.Aku kembali dan pergi beli gorengan untuk teman-teman, sekembalinya kuserahkan semua dan aku naik ke lantai dua melanjutkan servisan tadi. Sedang teman-teman sedang asyik dengan kegiatan masing-masing??? Sambil menunggu saat-saat pulang…
Di areal parkiran roda dua, satu persatu teman-teman mulai meninggalkan tempat, tak terkecuali dengan aku, dalam perjalanan pulang, dengan santai aku mengendarakan motor yamaha champ butut, tidak ada firasat apa-apa. Di simpang tiga aku bertemu dengan seorang teman lama melintas dengan lambat, aku tahu dia pasti menunggu gerak motorku dan ku kejarlah! Setelah agak mendekat, aku bertanya padanya.darimana?
jalan-jalan ja” jawabnya“ hanyar bulikankah” tanya dia padaku “ ya “ jawabku singkat“ handak kamana ikam?” tanyaku “handak ka wadah kawanku, adakah inya ni di rumah? Mun nya kadada kadajadi pang!” jawabnya menjelaskan
Sambil jalan dengan masing-masing motor berbarengan, kami terus saja ngoceh…, dan terus berjalan, namun tiba di suatu jembatan terlihat seekor anak kucing melintas.., temanku sempat menghindarinya, tapi sayang ! aku tidak sigap untuk melakukan rem…dan…!!! Roda motor butut yang ku pakai melindas! Wuieiing..terdengar anak kucing itu menjerit dan menggelepar-gelepar menahan rasa sakit, temanku berhenti kemudian ku ikuti dengan mengempingkan motor bututku, dan terlihat anak kucing itu masih meregang nyawa, aku menyaksikan darah yang mengucur lewat mulut anak kucing itu, ku hampiri dan ku bawa kesamping sambil menunggu proses kematiannya. Aku bingung harus berbuat apa? Aku menanyakan pada temanku.
“ apakah kamu punya kantong plastik” Dia pun bingung dan menyarankan untuk membawa anak kucing itu untuk di kuburkan. Yupp…memang anak kucing itu seyogyanya akan ku bawa dan kukuburkan, tapi aku perlu kantong plastik saat ini, kulihat orang-orang sekitar sedang mengarahkan matanya ke TKP dimana kami berada.
Akhirnya ada seorang warga yang menganjurkan untuk menggali lobang buat anak kucing itu, dan menganjurkan agar motor butut itu ditabrakan ke pohon pisang nantinya, katanya supaya tidak terjadi apa-apa dengan motor butut itu. Aku menggali lobang dengan meminjam cangkul warga sekitar, sedang tamanku masih menunggu proses kematian anak kucing itu, lobang sudah tergali, aku menemui temanku tetapi anak kucing itu masih bergerak-gerak, mengerang! Menahan rasa sakit yang luar biasa. Aku merasa iba, namun tak berdaya untuk berbuat banyak, kecuali menunggu saat-saat tiba kematiannya. Aku masih berbincang dengan temanku, dibelakang terlihat seorang cewek meluncur dengan roda duanya dan berhenti persis di samping kami, sehingga jalan pun sempit oleh tiga buah roda dua yang parkir di jembatan itu, sambil bertanya. “ be apa ikam disini” tanya nya pada temanku “ ni pang, menunggu temanku, habis nabrak kucing” jawab temanku Cewek itu menoleh padaku sambil tersenyum, aku pun membalas seadanya.Mereka ngomong masalah lain dan ku dengar hp cewek itu menyalak, aku berlalu dan kulihat anak kucing itu masih bergerak, lalu ku bawa anak kucing itu ketempat di mana aku membuat lobang dan ku taruh disampingnya.kemudian kutinggalkan sementara masih meregang nyawa! Aku kembali lagi ke jembatan itu. “mati lah sudah” tanya temanku “ belum!” jawabku singkat. “ tunggu ai satumat lagi “ aku menjelaskanSambil menunggu, cewek itu kemudian berlalu setelah ada sebuah mobil yang mau melintas… “ liati pang!”, suruh temanku,” bila belum jua kubur ja Ri ai” “ iehh ai” jawabku sambil berlalu menuju lobang yang ku buat tadi. Kulihat tubuh anak kucing itu posisinya berubah saat kutaruh tadi, kuhampiri dan kuperhatikan, geraknya sangat lemah sekali, dan aku pastikan bahwa aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menguburkannya. Maka kutaruhlah, anak kucing itu kedalam lobang kemudian ku timbuni dengan tanah galian tadi. Aku berterima kasih pada warga yang telah meminjamkan cangkulnya dan memberiku sedikit air untuk cuci tangan lantas pergi bareng temanku. Sampai di rumah, aku teringat pesan warga tadi, aku langsung menubrukkan motor bututku ke anak pohon pisang yang ada di depan rumah, temanku ketawa melihat tingkah aku saat itu, hehehe…jadi malu sendiri deh! “ tatamu ikam pang, jadi sial aku” gerutu aku padanya “ booh.., lalu aku di jadikan sasaran” elaknya “ kada kalo, kira-kira itu pang sialnya “ sambil aku mengingat-ingat peristiwa pagi tadi. boleh jadi itu penyebabnya, sehingga aku menabrak seekor anak kucing! Sebuah adegan yang menggelitik, yang membuat kami bisa tertawa terbahak-bahak dan mengundang sedikit nafsu, mungkin saja! Aku juga tidak tahu persis.
Dan aku abadikan peristiwa ini dalam tulisan kecil.
Banjarbaru, 29 pebruari 2008