Rabu, 30 September 2009

Kalimat Terakhir Kawan!


Ketika menengok seorang teman yang terbaring sakit, ada sebuah kalimat yang sampai saat ini masih terekam dengan baik, “aku kada rela”. Begitu kalimat yang keluar dari mulut temanku itu. Sebuah kalimat yang sangat dan sangat kurang baik untuk di ucapkan bagi siapa saja, begitu menurutku.
Siapa sangka bahwa kalimat tersebut adalah kalimat terakhir yang temanku ucapkan.
Saat dia terbaring sakit ketika kami membesuknya, dia memohon pada kami untuk menagihkan hutang pada seorang temannya yang juga salah seorang dari teman kami.
Kami bersedia dan berusaha semampu kami untuk mencari keberadaannya kemudian menyampaikan maksud dan tujuan kami sebenarnya setelah bertemu dengan orang yang dimaksud.
Alhasil! Kami tidak berhasil karena memang dia tidak mempunyai uang sebegitu, dan dia pun mohon untuk menyampaikan kembali pada teman kami yang sakit tersebut. Setelah itu tak berapa lama juga kami sudah kembali kemudian menyampaikan apa yang barusan kami lakukan, namun hal yang tak di sangka dan di duga-duga dia mengucapkan kalimat tersebut.
Astaghfirullah! Apa yang baru kami dengar membuat kami bengong dan terpana, lalu berusaha untuk menghiburnya. Dan! Itu sia-sia, terlambat dan sudah terlambat dia sudah kembali untuk selamanya.
Sangat! Sangat di sayangkan memang, kenapa kalimat tersebut keluar dari mulut temanku itu, apakah ini sebuah pelajaran bagi kami yang masih tersisa untuk tidak melakukan hal yang demikian.
Ya Allah! Ampunilah dosa-dosa hambaMu ini, jauhkanlah kami dari golongan orang-orang yang kau murkai, berilah kami petunjuk dan hidayahMu untuk mengabdi kepadaMu agar kami menjadi orang yang sabar secara ikhlas, mati dalam keadaan beriman kepadaMu, semoga kami termasuk kedalam golongan hambaMu yang Kau cintai, amiiin..!

8 komentar:

  1. Memang selalu saja ada kisah tragis yang tidak mengenakkan seperti itu. Manusia tempat segala kesalahan dan kealpaan. Tapi kalau kita mau berusaha, Insya Allah itu tidak terjadi pada kita.

    BalasHapus
  2. tak berani komentar banyak, ngeri saja membayangkan kalau itu saia :(
    semoga tidak, amiiin...

    BalasHapus
  3. Errr, tapi yang berhutang itu bukan yang meninggal kan bang?

    Secara logika cocok saja dia mau menagihnya. Hanya saja, mungkin 'waktu'nya yang tidak pas...

    Semoga kita selalu dijalankan di jalan yang benar...

    BalasHapus
  4. Hmmm..tragis memank..
    Tapi benar kata pakacil, saya juga tak mau berkomentar banyak..
    Semoga menjadi pelajaran buat kita yg masih diberi kesempatan hidup..

    BalasHapus
  5. kalau sudah kada rela tu ngalih am bang ai ..

    mudah-mudahan kawan pian itu dimudahkan segala urusannya kelak, dan mudahan kita semua bisa mengambil pelajaran dari postingan pian ini

    BalasHapus
  6. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya kan?

    BalasHapus
  7. JOHAN:semoga kita tidak selalu alfa.tragis memang
    PAKACIL:semoga juga tidak seperti itu
    MANSUP: yuup...semoga saja...sup
    YATIE: amien...
    INDOMARKING: Lewat aja mas...trims
    NIA: Dasar ngalih babanaran....semoga saja.
    ANDRI JOURNAL: Bujur banar Pak Dokter ai....

    BalasHapus
  8. kirain ada postingan hanyar bang Saprie ai .. umpat singgah stumat ulun nah .. he he

    BalasHapus

TERIMAKASIH JIKA ANDA SUKA BERKOMENTAR!